https://jakarta.times.co.id/
Berita

Receiver Akustik Tangkap 25 Ribu Pergerakan Pari Manta di Laguna Wayag Raja Ampat

Sabtu, 27 November 2021 - 23:15
Receiver Akustik Tangkap 25 Ribu Pergerakan Pari Manta di Laguna Wayag Raja Ampat Penyelam mengambil receiver akustik dari dalam Laguna Wayag, Raja Ampat pada Jumat (26/11/2021) sore. (Foto: Lely Yuana/TIMES Indonesia)

TIMES JAKARTA, SURABAYA – Tim peneliti dari Yayasan Reef Check Indonesia (YRCI) bersama BLUD UPTD Raja Ampat dan BKKPN Kupang Satker Raja Ampat berhasil mengambil receiver pemantau pergerakan ikan pari manta di Laguna Wayag perairan Raja Ampat, Provinsi Papua Barat, Indonesia. 

Receiver berbentuk tabung hitam silinder tersebut terpasang pada kedalaman 14 meter bawah tebing sejak Mei 2021 lalu. Pengambilan receiver bertujuan untuk mendownload data pergerakan pari manta yang sudah terekam lewat pemasangan tag akustik pada tubuh spesies mamalia tersebut. 

Setiap tag akustik pada manta memiliki identitas (ID). Receiver akan menangkap frekuensi saat manta melewati area tersebut dalam radius sekitar 150 meter. 

‘’Nah datanya itu berupa rekaman-rekaman dari tag akustik yang pernah dipasang, jadi nggak cuma dari Reef Check," ujar Manajer Proyek COREMAP CTI Paket 3, Riyan Heri Pamungkas, Sabtu (27/11/2021). 

Riyan menerangkan, hasil rekam receiver selama tujuh bulan terakhir berhasil mendeteksi sekitar 25 ribu pergerakan. 

‘’Artinya kurang lebih ada 25 ribu tag terdeteksi. Tapi bukan berarti itu akan 25 ribu manta, tidak. Karena 1 manta 1 Tag bisa jadi lewatnya berkali-kali," tandasnya.

Selanjutnya hasil download data receiver akan dianalisa oleh konsultan pengelola database. Antara lain tag ID pada tubuh manta mana saja yang melewati laguna itu. 

Ia juga menambahkan, bisa jadi ada beberapa manta yang hanya berputar-putar di kawasan tersebut atau hanya sekedar lewat. 

Tag akustik memiliki frekuensi sendiri sehingga tidak semua suara akan tertangkap. Namun suara-suara yang lain ataupun frekuensi-frekuensi tertentu juga bisa tertangkap dan terekam. 

"Oleh karena itu selain deteksi ada indikator PING (sinyal frekuensi yang tertangkap). Jadi menerima PING nya itu sekitar 300 ribuan. Tapi itu bukan berarti semua dari tag, belum tentu. Ini yang perlu di analisa lebih lanjut,’’ kata Riyan. 

Ketahanan baterai turut menjadi pertimbangan pengangkatan receiver. Kendati sebenarnya usia baterai bisa mencapai satu tahun berdasarkan pengalaman penelitian sebelumnya. 

Namun, jelas Riyan, Reef Check Indonesia merasa perlu melakukan maintenance reguler setiap enam bulan sekali sekaligus mengganti baterai baru. 

‘’Khawatirnya nanti ketika sebelum jadwalnya diganti baterainya sudah nge-drop duluan, nah itu tidak bisa merekam data lagi. Makanya diusahakan kita rekomendasikan sekitar 6 bulan sekali itu kita download (data) dan diganti baterai baru,’’ ujarnya. 

Saat ini Reef Check Indonesia memang baru memasang 1 receiver di Laguna Wayag. Karena pertimbangan lokasi tersebut belum pernah ada pemasangan sebelumnya. 

Selain receiver milik Reef Check Indonesia, juga terdapat 17 pemasangan unit receiver dari penelitian sebelumnya. Pemasangan unit tambahan bermanfaat untuk menjangkau radius receiver yang terbatas. Sehingga setiap receiver diharapkan dapat mengumpulkan data secara berkesinambungan. Data ini meliputi informasi tanggal, waktu, dan frekuensi serta nama ID atau tag pada tubuh manta. 

"Dan dengan ini juga siapa tau ada area-area yang belum pernah di survey, atau belum terindentifikasi," ujarnya. 

Demikian pula dengan tag satelit. Mampu mengikuti sensor yang terkirim dari tiap pergerakan manta. Karena biasanya manta juga disinyalir kerap lari ke perairan yang belum pernah disurvey oleh peneliti. Entah menjadi tempat cleaning station, feeding (makan) maupun tempat pertumbuhan. 

Riyan mengatakan upaya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui habitat manta. Antara lain meliputi wilayah pergerakan. Ada dua langkah identifikasi pergerakan melalui tag akustik dan tag satelit. Ia berharap adanya kajian ini bisa mengetahui habitat penting bagi manta sehingga menjadi dasar pengelolaan kawasan misalnya untuk pembesaran.

Apalagi pari manta merupakan hewan yang dilindungi. Sehingga penelitian ini juga dapat meningkatkan pengelolaan kawasan itu sendiri. Agar benar-benar menjamin pergerakan manta tetap lestari dan tetap terjaga.

Yayasan Reef Check Indonesia sendiri merupakan mitra pelaksana hibah penelitian dari Coral Reef Rehabilitation and Management Program - Coral Triangle Initiative atau COREMAP - CTI World Bank. Dalam pelaksanaannya, kegiatan ini bekerjasama dengan BLUD UPTD KKP Raja Ampat dan BKKPN Kupang. 

Yayasan Reef Check Indonesia melakukan Project COREMAP CTI Paket 3 yakni kajian tentang manta dan pengembangan wisata berbasis sains di Raja Ampat. Target lokasi berada di TNP Laut Sawu, SAP Raja Ampat, SAP Waigeo Sebelah Barat, KKPD, dan Selat Dampier.

Kegiatan lapangan seperti pendataan Photo ID dan Tagging pada pari manta,

pemasangan receiver, serta pengembangan Wisata Spesies Berbasis Masyarakat(WSBM) merupakan implementasi dari proyek COREMAP-CTI World Bank yangdilaksanakan oleh Reef Check Indonesia melalui Indonesia Climate Change TrustFund (ICCTF) Kementerian PPN/Bappenas bersama stakeholder terkait lainnya.Seperti BLUD UPTD Raja Ampat, dan BKKPN KupangSatker Raja Ampat.

Sementara kegiatan pengembangan Wisata Spesies Berbasis Masyarakat (WSBM) yang dilakukan ReefCheck Indonesia di Raja Ampat bekerja sama dengan stakeholder terkait seperti BKKPN Kupang Satker Raja Ampat, BLUD UPTD Raja Ampat, Kader Manta, PADRA, CI-I, Pili Greenwork, YAPEKA, masyarakat Meosmanggara, universitas diSorong.

Kegiatan pengembangan WSBM dilakukan berdasarkan kajian Reef Check Indonesia dengan mempertimbangkan pengembangan wisata lestari di dalam kawasan konservasi yang telah diinisiasi oleh BKKPN Kupang dan BKKPN Kupang Satker Raja Ampat serta masukan dan sarandari mitra strategis seperti BLUD UPTD Raja Ampat, Diparda Raja Ampat, dan mitraterkait lainnya. (*)

Pewarta : Lely Yuana
Editor : Deasy Mayasari
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jakarta just now

Welcome to TIMES Jakarta

TIMES Jakarta is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.